Pemikiran Ekonomi Syafruddin Prawiranegara
A. Latar Belakang
Masalah ekonomi merupakan masalah yang penting dalam kelangsungan
hidup manusia. Manusia ditakdirkan hidup selalu berdampingan dengan
masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan manusia selalu memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan menggunakan takaran (timbangan) ekonomi. Contoh
konkitnya yaitu bahwa kebutuhan hidup manusia itu yaitu masalah sandang
pangan dan papan harus dipenuhi dengan ekonomi (baca: uang).
Di samping masalah ekonomi, kehidupan manusia juga tidak terlepaskan
oleh masalah moral (norma) maupun masalah agama dalam kesehariannya.,
bahkan aspek ini mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan
individu dalam kehidupan sosialnya. Bila hubungan antara agama, moral
dan ilmu ekonomi berjalan dengan seiringan maka akan tercipta tatanan
kehidupan yang adil merata dan makmur. Mengapa demikian? pertanyaan ini
sungguh menggelitik karena apa urgensinya bagi kehidupan sosialnya. Nah
untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita lihat pemikiran
Safruddin Prawiranegara.
Mengapa penulis tertarik dalam penulisan mengenai konsep pemikiran
yang pernah digagas oleh Syafruddin Prawiranegara ini, hal ini
disebabkan karena Syafruddin Prawiranegara ini merupakan salah satu
peletak dasar system perekonomian yang dijalankan oleh bangsa kita. Hal
ini disebabkan karena beliau pernah menduduki posisi yang penting dalam
pengambil kebijakan khususnya di bidang ekonomi, yaitu pernah sebagai
Menteri Keuangan, Menteri Kemakmuran dan Posisi strategis yang lain.
Disamping itu kajian mengenai sejarah pemikiran khususnya mengenai
pemikiran ekonomi masih sangat jarang kita jumpai, hal ini juga menjadi
motivasi penulis untuk lebih memfokuskan pada bidang ini. Mengenai
tulisan atau buku yang pernah membahas pemikiran Safruddin Prawiranegara
ini khususnya di bidang ekonominya menurut hemat penulis belum pernah
ada. Mungkin yang ada atau yang membahas mengenai pemikirannya yaitu
pernah ditulis oleh penulis kenamaan Indonesia yaitu saudara Ajip Rosidi
yang menulis Biografinya yaitu yang berjudul “Safruddin Prawiranegara
Lebih Takut Kepada Allah SWT”, namun fokus yang dipaparkan oleh saudara
Ajip Rosidi berkisah tentang masa perjalan kehidupan dari Sang tokoh
tersebut. Sedangkan mengenai pemikiranya yaitu di bidang politik, agama,
ekonomi dan lainya hanya disinggung sedikit.
Ada hubungan yang erat antara soal ekonomi dengan moral dan agama
yang menjadi sumbernya. Sering hubungan ini kita lupakan, karena
memangilmu ekonomi itu dengan sengaja mengesampingkan hubungan itu. Ilmu
ekonomi hanya ingin berurusan dengan aspek manusia-didalam masyarakat
yang berhubungan dengan pencaharian barang-barang keperluan hidup
manusia itu. Aspek- aspek lainnya seperti aspek hukum, moral dan agama
tidak diperdulikannya. Bahwa dengan cara isoleer- methode, (aspek
isolasi) yang demikian itu ilmu ekonomi danhomo economicus yang menjelma
sebagai hasil cara berfikir demikian hanya mempunyai dan derajat
kebenaran (waarheidsgehalte ) yang relative, hal ini sering dilupakan.[1]
Kalimat di atas merupakan kalimat yang diucapkan oleh safruddin
Prawiranegara dalam salah upaya untuk memberikan salah satu pandangannya
mengenai konsep economic ideal yaitu mengusahakan tercapainya
kemakmuran yang lebih tinggi dan merata dalam masyarakat dengan
menggunakan rasio (akal sehat) dan membuat perencanaan dan organisasi
yang teratur.
Pembangunan dan pembersihan jiwa harus didahulukan, sebelum kita
dapat membangun masyarakat yang adil dan makmur. Pembangunan dan
pembersihan jiwa ini resepnya dapat diberikan oleh agama[2].
Dengan ini dapat diketahui bahwa konsep yang digagas oleh Safruddin
Prawiranegara dalam bidang ekonomi dan moneter harus diselaraskan dengan
prinsip- prinsip moral dan agama. Jadi ada hubungan interdepedensi
antara konsep ekonomi dengan agama.[3]
Tetapi justru hubungan itulah yang tidak boleh sekali- kali kita
lupakan, jikalau kita hendak mendirikan masyarakat yang sungguh- sungguh
adil dan makmur. Istilah “adil”itu bukanlah istilah ilmu ekonomi,
melainkan istilah moral, istilah agama. Ilmu ekonomi tidak memperdulikan
keadilan, melainkan hanya memperhatikan rendement yang sebesar –
besarnya dengan tenaga yag sekecl- kecilnya. Dan kalau istilah keadilan
itu dipakai dalam ilmu ekonomi, maka pengertiannya itu mempunyai arti
kuantitatif. Keadilan bagi kaum materialis[4],
bagi ilmu ekonomi yang terjadi sebagai hasil pembagian menurut asas
kuantitatif : sama rata sama rasa. Kualitas dan individualitas
seseorang, yang sebenarnya harus diperhatikan, apabila keadilan sungguh –
sungguh hendak dilaksanakan, tidak ada tempatnya dalam pandangan kaum
materialis[5]
Menurut Syafruddin, baik kapitalisme maupun komunisme sebenarnya
bersumber dari agama Kristen dan Yahudi. Kapitalisme yang sangat dibenci
oleh komunisme itu, timbul sebagai reaksi atas susunan kapitalisme-lama
yang berbentuk system gilda dan Merkantilisme yang memberi monopoli
kepada beberapa orang dari berbagai golongan yang tidak dipergunakan
untuk kepentingan masyarakat, melainkan untuk kepentingan sendiri saja.
Semangat liberalisme yang melahirkan kapitalisme itu didorong oleh
perasaan keadilan social sebagai pembaharuan semangat Kristen itu
memandang manusia sebagai individu sangat mulia.[6]
Dalam batas- batas tertentu saya tidak melihat alasan kenapa islam
tidak selaras dengan system ekonomi yang berkembang menurut garis
kapitalisme. Islam memiliki konsep tentang riba. Saya tidak setuju
dengan orang – orang yang menafsirkan riba dengan bunga. Menurut
pandangan saya, riba berarti keuntungan yang diperoleh dengan cara –
cara tak berperilakukemanusiaan. Dengan menipu dan menindasrakyat –
itulah riba – itu yang dilarang dalam islam. Juga berjudi – yang erarti
menjadi kaya tanpa melakukan sesuatu, dan sekaligus membuat orang lain
miskin. Ini juga dilarang[7]
Kapitalisme selaras benar dengan islam, tetapi ada batas- batasnya .
kita hanya boleh memperoleh keuntungan dengan cara – cara yang tulus,
dan perdagangan hanya boleh berlangsung dengan persetujuan bersama yang
bersifat sukarela hingga kedua belah pihak merasa bahwa keuntungan
diperoleh lewat persetujuan. Pikiran bahwa orang boleh memperoleh
keuntungan dengan menipu atau menindas orang lain itu dibenci oleh
islam. Koperasi itu ada aturannya dalam islam[8]
Kita tidak seharusnya memiliki satu ideologi saja – kapitalisme atau
komunisme. Ajaran kapitalisme maupun komunisme harus diterapkan sesuai
keadaan, untuk kepentingan rakyat, bukan secara dogmatis.[9]dalam
pernyataan ini tersirat bahwa konsep ekonomi yang sangat popular waktu
itu yaitu konsep dari komunisme maupun liberalisme dapat digunakan
sesuai dengan keadaan. Jadi tidaklah salah bahwa kita juga sebenarnya
bisa mengambil sisi baik dari keduanya. Namun kita juga jangan lupa
bahwa kita juga harus sangat berhati- hati dalam menyikapi permasalahan
ini.
Safruddin juga melihat bahwa islam sebagai jalan tengah diantara
kapitalisme dengan sosialisme-komunisme. Dalam islam terdapat beberapa
persaman dengan kapitalisme, dan dengan komunisme, tetapi tidak dengan
ekses – eksesnya. Misalnya islam tetap menghargai individu seperti
kapitalisme, tetapi bukannya tanpa batas. Dalam komunisme, individu
tidak diindahkan sama sekali. Disamping itu, kapitalisme yang
berdasarkan kepada liberalisme telah menyebabkan ketimpangan social yang
lalu ditambal dengan peraturan – peraturan kesejahteraan sosial.
Sebagai reaksi atas kepincangan social itu, komunisme membagi masyarakat
dalam kelas- kelas : proletar harus menghancurkan kelas kapitalis
dengan penuh kebencian. Dalam mengatur keadilan social, islam berpegang
kepada aturan zakat yang memberikan kewajiban kepada si kaya dengan
tidak menimbulkan kebencian dari pihak si miskin[10].
Menurut islam perbedaan antara mampu dengan tidak mampu itu bersifat
relative, tidak mutlak : seseorang yang hari ini mampu mungkin besok
tidak lagi, dan mereka yang hari ini tidak mampu mungkin besok menjadi
mampu. Karena itu islam membuat ketentuan – ketentuan berupa kewajiban
membayar zakat dan lain- lain itu secara objektif, berlaku buat setiap
muslim. Islam tidak menganjurkan perjuangan kelas sebagai senjata untuk
membentuk masyarakat yang bahagia, karena islam tidak mengukur
kebahagiaan menurut kebendaan, melainkan pada dijalankan atau tidaknya
segala kewajiban yang dipikulkan kepada setiap orang islam oleh
agamanya. Kebahagiaan adalah soal perasaan, karena itu mungkin saja
seorang miskin merasa lebih berbahagia dari saudaranya yang kaya.[11]
Ketika rezim orde baru memulai proposisi bahwa Indonesia harus
mengembangkan ekonomi dahulu, saya katakana kepada mereka bahwa itu
keliru. Saya berpendapat bahwa kita harus memulai dengan pembangunan
manusia.[12]
Ekonomi harus berkembang sesuai kebutuhan masyarakat, jadi ketika kita
mencapai kemerdekaan , gagasan saya adalah bahwa kita pertama- tama
harus memperbaiki pertanian, dan industri harus didasarkan pada
pertanian[13]
B. Batasan Masalah
Penulisan pada proposal ini yang bertemakan mengenai konsep ekonomi
yang pernah digagas oleh Syafruddin Prawiranegara dengan objek kajian
menenai sejarah pemikiran khususnya ekonomi ini dibatasi mengenai
pendapat dan tulisan yang pernah ditulis oleh Syafruddin Prawiranegara
baik melalui buku maupun di majalah, Koran dan media massa lainnya hanya
yang bertemakan masalah perekonomian saja.
C. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, penulis dapat mengambil rumusan
masalah yang menjadi pokok kajian dari karya tulis yang akan dibuat.
Pokok kajian tersebut dipandu dengan pertanyaan pertanyaan sebagai
berikut :
Bagaimanakah peranan Syafruddin Prawiranegara dalam sumbangsih
terhadap pemikirannya khususnya dibidang ekonomi khususnya di Indonesia ?
Bagaimanakah konsep ekonomi yang dilontarkan oleh Syafruddin Prawiranegara ?
Bagaimanakah korelasi pemikiran Safruddin Prawiranegara dengan pemikiran ekonomi di Indonesia ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas , maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui peranan Syafruddin Prawiranegara dalam sumbangsih
terhadap pemikirannya khususnya dibidang ekonomi khususnya di Indonesia,
Untuk mengetahui konsep pemikiran Safruddin Prawiranegara masih relevan digunakan dalam memajukan ekonomi di Indonesia.
Untuk mengetahui Bagaimanakah korelasi pemikiran Safruddin Prawiranegara dengan pemikiran ekonomi di Indonesia,
E. Manfaat Penulisan
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu :
Memperkaya khasanah keilmuan sejarah, khususnya Sejarah Pemikiran dan Sejarah Perekonomian,
Memberikan kontribusi pada pengembangan kajian Sejarah Pemikiran dan Sejarah Perekonomian,
Sebagai bahan referensi bagi generasi muda dalam membuat karya ilmiah
tentang Sejarah Pemikiran dan Sejarah Perekonomian di Indonesia.
F. Metode Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan yaitu yang berjudul “Konsep Pemikiran
Ekonomi Safruddin Prawiranegara”, menggunakan metode penelitian dengan
empat langkah[14] yaitu Heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penjelasan sebagai berikut:
Heuristik tahap awal penelitian sejarah yaitu berupa pengumpulan
sumber-sumber. Sumber yang didapat berupa sumber tulisan yang didapat
dari berbagai tempat. Dari perpustakaan Nasional ( Jakarta ) diantaranya
yaitu dari sumber majalah dan Koran seperti dari majalah Budaja Djaja
yang kesemuanya itu merupakan tulisan dan pemikiran dari Safruddin
Prawiranegara, yaitu “Penanaman Uang dan Bank bagi Pembangunan Dan
Perkembangan Ekonomi”edisi September 1969, “Beberapa Problema jang
Bertalian Denga Pelaksanaan Repelita” edisi 1Juni 1969, “KENOP – 15
Kemana kita Bawa” edisi 3 Januari 1979, “Pembinaan achlak Sebagai Sjarat
Buat Pembangunan Ekonomi” edisi 26 Mei 1971, “Peranan Idiologi Dalam
Pembangunan Ekonomi dan Stabilitas Politik” edisi Juni 1969, “Beberapa
Problema Yang Bertalian Dengan Pelaksanaan Repelita” edisi 1 September
1969, Majalah Hikmah yaitu “Membangun Setjara Islam” edisi 14 Nopember
1953, Koran Suara Masyumi “ Ekonomi Dalam Islam” edisi 10 Juni 1956,
kemudian tulisan – tulisan beliau yang termuat dalam bentuk buku yaitu
“Kumpulan Karangan Terpilih Jilid I, Islam Sebagai Pedoman Hidup”.1986,
Jakarta:Inti Idayu, “Al- Aqabah, Pendakian Yang Tinggi ( Beberapa
pikiran Tentang Pembangunan)”, 1971,Jakarta:Bulan Bintang, “Tindjauan
Singkat tentang Uang dan bank Sentral”, 1957.Jakarta:Gunung Agung.
Perpustakan LIPI ( Jakarta ) penulis Menemukan yaitu Bintang
Pamungkas.1988 .Menyusun Kembali Politik PerekonomianIndonesia, dalam
seminar sehari perekonomian Indonesia .jakarta : LIPI, Kumpulan Makalah
“Seminar Nasional sejarah Ekonomi dalam Perspektif Sejarah HMS (
Himpunan Mahasiswa Sejarah ) FS UNPAD.Jakarta : LIPI, Soemitro
Djoyohadikusumo.1991.Perkembangan Pemikiran Ekonomi.Jakarta:Yayasan
Obor, Majalah MATAN, edisi Desember 2008
Kritik, pada langkah selanjutnya adalah kritik sumber suatu metode
untuk menilai sumber. Sumber primer merupakan sumber yang nilai
keotentikannya dan kredibilitasnya sangat tinggi, sedangkan menurut
hemat penulis, tulisan yang di tulis oleh Safruddin Prawiranegara baik
dalam bentuk buku atau tulisan yang dimuat disurat kabar maupun majalah
yang berisikan atau membahas masalah perekonomian merupakan sumber
primer yang bisa dijadikan oleh penulis dalam penyusunan suatu
penulisan. Sedangkan , Sumber sekunder : Ajip Rosidi.1986. Safruddin
Prawiranegara Lebih Takut Kepada Allah SWT. Jakarta : Inti Idayu, Sri
Bintang Pamungkas.1988 .Menyusun Kembali Politik PerekonomianIndonesia,
dalam seminar sehari perekonomian Indonesia .jakarta : LIPI, Kumpulan
Makalah “Seminar Nasional sejarah Ekonomi dalam Perspektif Sejarah HMS (
Himpunan Mahasiswa Sejarah ) FS UNPAD.Jakarta : LIPI, Soemitro
Djoyohadikusumo.1991.Perkembangan Pemikiran Ekonomi.Jakarta:Yayasan
Obor, Ricklef. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta, Gunawan Sumodiningrat.2005. MembangunIndonesia
Emas.Jakarta:Elex Media Komputindo.Deliar Noer.1990.Mohammad Hatta,
Biografi Politik.Jakarta : LP3ES
Interpretasi merupakan langkah setelah mengkritik sumber yaitu
mengkategorisasikan sumber sesuai dengan isi. yaitu “Penanaman Uang dan
Bank bagi Pembangunan Dan Perkembangan Ekonomi”edisi September 1969 dan ,
“Tindjauan Singkat tentang Uang dan bank Sentral”,, berisi tentang
fungsi dari uang dan peranannya dalam pembangunan khususnya di kedudukan
uang terhadap hasil dari produksi suatu produk, kemudian juga berisi
tentang sebab inflasi di Inonesia, dan juga fungsi dari bank, baik dari
bank sentral maupun bank umum. “Membangun Setjara Islam” edisi 14
Nopember 1953, Koran Suara Masyumi “ Ekonomi Dalam Islam” edisi 10 Juni
1956, berisi tentang konsep menenai perekonomian berdasarkan prinsip
islam. “Pembinaan achlak Sebagai Sjarat Buat Pembangunan Ekonomi” edisi
26 Mei 1971, “Peranan Idiologi Dalam Pembangunan Ekonomi dan Stabilitas
Politik” edisi Juni 1969, berisi tentang peranan idiologi ataupun moral
sebagai modal awal dalam pelaksanan pembangunan. “Kumpulan Karangan
Terpilih Jilid I, Islam Sebagai Pedoman Hidup”.1986, Jakarta:Inti Idayu,
“Al- Aqabah, Pendakian Yang Tinggi ( Beberapa pikiran Tentang
Pembangunan)”, 1971,Jakarta:Bulan Bintang berisi tentang konsep
pembangunan ekonomi berdasrkan paham- paham yng sedang bergejolak.
Historiografi—langkah terakhir yaitu melakukan penulisan sejarah. Dalam penulisan sejarah, aspek kronologi sangat penting. [15]
maka dari itu dalam penulisan sejarah yang bertema panti asuhan masa
kolonial Belanda membahas tentang J.W.I di Surabaya dalam kurun waktu
1933-1939.
G. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan terdiri dari; latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian
pustaka, metode penelitian.
BabII Peranan Syafruddin Prawiranegara dalam sumbangsih terhadap
pemikirannya khususnya dibidang ekonomi khususnya di Indonesia terdiri
dari ; Biografi singkat Safruddin Prawiranegara, peranan Safruddin
Prawiranegara di Pemerintahan
Bab III Konsep ekonomi Syafruddin Prawiranegara terdiri dari ; Konsep
ekonomi berdasarkan sosialisme komunisme, konsep ekonomi berdasarkan
kapitalisme liberal, konsep ekonomi islam
Bab IV korelasi pemikiran Safruddin Prawiranegara dengan pemikiran
ekonomi di Indonesia terdiri dari ; kondisi ekonomi Indonesia saat ini,
Bab V Kesimpulan
Metode Sejarah
Seperti halnya ilmu- ilmu lain sejarah juga di tuntut memiliki
seperangkat aturan dan prosedur kerja yang disebut metode, yaitu metode
sejarah. Dalam sistem keilmuan, metode sejarah merupakan seperangkat
prosedur, alat atau piranti yang digunakan ( sejarawan ) dalam tugas
meneliti dan menyusun sejarah[16]. Sedikitnya ada dua pendapat tentang pengertian metode sejarah :
1. Pertama , gilbert J. Garraghan menyatakan bahwa yang di maksud
metode sejarah ialah sekumpulan prinsip dan aturan yang sistematis,
dimaksudkan untuk memberikan bantuan secara efektif dalam pengumpulan
sumber, penilaian secara kritis terhadapnya, kemudian menyajikan sebagai
sistesis, biasanya dalam bentuk tertulis. Jadi garraghan menganggap
metode sejarah sebagai seperangkat prinsip dan aturan yang harus di
patuhi oleh sejarawan.
2. kedua, sejarawan lainnya Louis gottschalk berpendapat bahwa metode
sejarah sebagai suatu proses, proses pengujian dan analisis sumber atau
laporan dari masa lampau secara kritis. Hasil rekontruksi imajinatif
masa lampau berdasarkan data atau fakta yang diperoleh lewat proses itu
di sebut Historiografi ( penulisan sejarah )[17]
dari pengertian ditas dapat kita tarik kesimpulan bahwa seperti
halnya ilmu lain sejarah juga mempunyai metode tersendiri dalam menulis
atau menyusun suatu kejadian atau peristiwa sejarah yaitu berdasarkan
proseduratau tahapan tertentu.
Tahapan Metode Sejarah [18]
a. Heuristik, yaitu proses mencari dan menemukan sumber- sumber yang
diperlukan.Berdasarkan prosedur kerja seperti yang telah dikemukakan
tentang metode sejarah , dalam menggunakan sumber yang dilakukan oleh
sejarawan ; pertama harus menentukan tema atau pokok persoalan tertentu
yang akan dikerjakan, baru kemudian sejarawan melakukan pencarian
ataupun pemilihan sumber yang dianggap relevan yaitu heuristik . dari
sumber- sumber itulah sejarawan akan mendapatkan data atau keterangan
tentang masa lampau dalam kerangka disiplin sejarah jadi objek kajian
sejarawan adalah data- data sejarah yang terekam oleh sumber sejarah.
Karena itu sumber sejarah disebut pula sejarah serba objek. Pengabdian
sejarah serba objek terdapat dalam sumber sejarah, meskipun tidak
sempurnya.
Dasar penggunaan sumber sejarah adalah keinginan untuk mencari
kebenaran suatu peristiwa yang telah terjadi. Menurut bentuk dan
wujudnya sumber sejarah dapat dibedakan menjadi tiga macam: pertama,
sumber berupa benda visual. Sumber visual merupakan Obyek sejarah yang
berasal dari aktivitas dan kreativitas kehidupan zaman lampau tidak
jarang peninggalan itu ada yang masih berfungsi samapai sekarang,
misalnya candi- candi peninggalan kerajaan Hindu- Budha, masjid,
pemanndian, Istana dan lain sebagainya. Kedua, sumber warisan atau
berita lesan. Pada sumber ini tidak asing bagi masyarakat karena sumber
lisan ini disampaikan atau diceritakan dari mulut ke mulut berupa cerita
rakyat dalam bentuk prosa ataupun puisi.yang biasanya telah bercampur
atau berisi mitos dan legenda[19].
Dalam bentuknya mitos dan legenda sukar sekali memisahkan antara fakta
maupun khayalan. Sumber lisan lainnya yaitu berasal dari orang yang
terlibat atau pelaku sejarah, mereka yang secara langsung sebagai saksi
mata merupakan sumber sejarah yang sangat penting. Karena mereka sebagai
pelaku dan saksi utama dari peristiwa sejarah, maka objektivitasnya
dapat dipercaya. Ketiga, Sumber Tulisan berdasarkan sumber sejarah
tertulis yang dimiliki tiap – tiap bangsa memiliki kehidupan masa lalu
yang terdiri dari dua kurun waktu , yaitu zaman prasejarah dan zaman
sejarah. Sumber tertulis dapat berupa kitab- kitab kuno, seperti negara
kertagama maupun pararaton, dokumen atau arsib, catatan pribadi dan lain
sebagainya.
Dalam prosedur ini sejarawan harus berusaha mendapatkan sumber yang
memiliki kredibilitas tinggi seperti sumber yang otentik.sedangkan
langkah- langkah heuristik yaitu[20] :
1. menentukan topik yang akan dijadikan fokus penulisan
2. inventarisasi sumber yang di perlukan
3. mencari dan mengumpulkan sumber yang relevan dari berbagai lokasi
4. klasifikasi sumbar yang telah diperoleh
1. menentukan topik yang akan dijadikan fokus penulisan
2. inventarisasi sumber yang di perlukan
3. mencari dan mengumpulkan sumber yang relevan dari berbagai lokasi
4. klasifikasi sumbar yang telah diperoleh
b. Kritik, merupakan suatu metode untuk menilai sumber yang
dibutuhkan dalam penulisan sejarah. Berdasarkan klasifikasi bentuknya
sumber sejarah dibedakan atas sumber visual, lisan, dan tulisan maka
kritik sejarah ditujukan kepada sumber tulisan. Dalam pelaksanannya
kritik sejarah dapat dibedakan menjadi dua yaitu kritik ekstern dan
kritik intern. Dalam pelasanaan kritik ektern lebih menitik beratkan
terhadap originalisitas bahan yang dipakai membuat dokumen, sedangkan
kritik intern lebih mempertimbangkan kebenaran isi sumber dokumen.[21]
c. Interpretasi atau penafsiran, bahwa interpretasi merupakan salah
satu langkah paling esensial dalam metode sejarah. Interpretasi terletak
pada perbatasan kritik atau analisa sumber dan penyajian sejarah
sebagai cerita. Tanpa penafsiran, penjelasan fakta- fakta masa silam
hanya menjadi kronik annual, atau catatan peristiwa. Interfretasi adalah
menafsirkan fakata sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi
satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada
kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang
ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta
yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat
pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang
bersifat deskriptif sajabelum cukup[22]
d.. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Historiogray adalah Proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan nya.
Historiogray adalah Proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisan nya.
Sumber Koran dan Majalah :
Majalah Budaja Djaja, “Penanaman Uang dan Bank bagi Pembangunan Dan Perkembangan Ekonomi”edisi September 1969,
“Beberapa Problema jang Bertalian Denga Pelaksanaan Repelita” edisi 1 Juni 1969,
“KENOP – 15 Kemana kita Bawa” edisi 3 Januari 1979,
“Pembinaan achlak Sebagai Sjarat Buat Pembangunan Ekonomi” edisi 26 Mei 1971,
“Peranan Idiologi Dalam Pembangunan Ekonomi dan Stabilitas Politik” edisi Juni 1969,
“Beberapa Problema Yang Bertalian Dengan Pelaksanaan Repelita” edisi 1 September 1969,
Majalah Hikmah yaitu “Membangun Setjara Islam” edisi 14 Nopember 1953, Koran Suara Masyumi “ Ekonomi Dalam Islam” edisi 10 Juni 1956
“Beberapa Problema jang Bertalian Denga Pelaksanaan Repelita” edisi 1 Juni 1969,
“KENOP – 15 Kemana kita Bawa” edisi 3 Januari 1979,
“Pembinaan achlak Sebagai Sjarat Buat Pembangunan Ekonomi” edisi 26 Mei 1971,
“Peranan Idiologi Dalam Pembangunan Ekonomi dan Stabilitas Politik” edisi Juni 1969,
“Beberapa Problema Yang Bertalian Dengan Pelaksanaan Repelita” edisi 1 September 1969,
Majalah Hikmah yaitu “Membangun Setjara Islam” edisi 14 Nopember 1953, Koran Suara Masyumi “ Ekonomi Dalam Islam” edisi 10 Juni 1956
Buku :
Prawiranegara, Syafruddin.1986.“Kumpulan Karangan Terpilih Jilid I, Islam Sebagai Pedoman Hidup”., Jakarta:Inti Idayu,
———.1971.“Al- Aqabah, Pendakian Yang Tinggi ( Beberapa pikiran Tentang Pembangunan)”. Jakarta:Bulan Bintang,
———1957.“Tindjauan Singkat tentang Uang dan bank Sentral”..Jakarta:Gunung Agung
Bintang Pamungkas.1988 .Menyusun Kembali Politik PerekonomianIndonesia, dalam seminar sehari perekonomian Indonesia .jakarta : LIPI,
Kumpulan Makalah “Seminar Nasional sejarah Ekonomi dalam Perspektif Sejarah HMS ( Himpunan Mahasiswa Sejarah ) FS UNPAD. Jakarta : LIPI, Soemitro,Djoyohadikusumo.1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi.Jakarta:Yayasan Obor
Djoenet, Marwati,dkk.1987. Sejarah Nasional Indonesia jilid VI. Jakarta : Balai pustaka
Kasdi, Aminuddin.2005. Memahami Sejarah. Surabaya : Unesa Univ.press
Rosidi, Ajip. 1986. Safruddin Prawiranegara Lebih Takut Kepada Allah SWT. Jakarta : Idayu
Thee Kian Wie (ed ).2005. Pelaku Berkisah Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an. Jakarta : Kompas.
———.1971.“Al- Aqabah, Pendakian Yang Tinggi ( Beberapa pikiran Tentang Pembangunan)”. Jakarta:Bulan Bintang,
———1957.“Tindjauan Singkat tentang Uang dan bank Sentral”..Jakarta:Gunung Agung
Bintang Pamungkas.1988 .Menyusun Kembali Politik PerekonomianIndonesia, dalam seminar sehari perekonomian Indonesia .jakarta : LIPI,
Kumpulan Makalah “Seminar Nasional sejarah Ekonomi dalam Perspektif Sejarah HMS ( Himpunan Mahasiswa Sejarah ) FS UNPAD. Jakarta : LIPI, Soemitro,Djoyohadikusumo.1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi.Jakarta:Yayasan Obor
Djoenet, Marwati,dkk.1987. Sejarah Nasional Indonesia jilid VI. Jakarta : Balai pustaka
Kasdi, Aminuddin.2005. Memahami Sejarah. Surabaya : Unesa Univ.press
Rosidi, Ajip. 1986. Safruddin Prawiranegara Lebih Takut Kepada Allah SWT. Jakarta : Idayu
Thee Kian Wie (ed ).2005. Pelaku Berkisah Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an. Jakarta : Kompas.
====================================================================
[1] Rosidi, Ajip. 1986. Safruddin Prawiranegara Lebih Takut Kepada Allah SWT. Jakarta : Idayu, hal 194
[2] ibid
[3] Mr. Safruddin Prawiranegara merupakan lulusan Sekolah Tinggi Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta. Walaupun secara akademik studinya di bidang hukum, Mr. Safruddin Prawiranegara ini merupakan salah satu pakar (ahli) ekonomi khususnya di bagian moneter yang pernah dimiliki oleh warga Indonesia dan bisa dikatakan sejajar dengan Begawan ekonomi Indonesia yaitu prof. Sumitro Joyohadikusumo ( Ayahnya Prabowo Subianto )
[4] Kaum Meterialis merupakan golongan manusia yang berfikiran bahwa material ( baca : benda ) atau materi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan umat manusia. Kaum materialis membaca semua ini dengan materi atau kebendan
[5] Ibid, hlm 194 – 195
[6] Ibid, hlm 135
[7] Syafruddin Prawiranegara dalam Thee Kian Wie (ed ).2005.Pelaku Berkisah Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an. Jakarta : Kompas, hlm 50
[8] Ibid, hlm 51
[9] ibid
[10] Ajip Rosidi, Op.Cit, halaman 135
[11] Ibid, hlm 139
[12] Syafruddin Prawiranegara dalam (ed ) Thee Kian Wie, op.cit, hlm 48
[13] Ibid, lihat juga dalam pemikiran Prof. Sumitro Joyohadikusumo dalam (ed ) Thee Kian Wie.2005.Pelaku Berkisah Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an. Jakarta : Kompas, dan juga bandingkan dengan bukunya Marwati Djoenet. Sejarah Nasional Indonsia jilid VI.
[14] Aminuddin Kasdi, Memahami Sejarah, 2005, hlm. 10.
[15] Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, 1995, hlm. 104.
[16] Aminuddin kasdi, Memahami Sejarah ( Surabaya :Unesa university press, 2005 ), halaman 10.
[17] Ibid
[18] Ibid, hal 10
[19] Ibid, hal 13
[20] Ibid, hal 26
[21] Ibid, hal 27- 28
[22] Ibid, hal 71-72
[1] Rosidi, Ajip. 1986. Safruddin Prawiranegara Lebih Takut Kepada Allah SWT. Jakarta : Idayu, hal 194
[2] ibid
[3] Mr. Safruddin Prawiranegara merupakan lulusan Sekolah Tinggi Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta. Walaupun secara akademik studinya di bidang hukum, Mr. Safruddin Prawiranegara ini merupakan salah satu pakar (ahli) ekonomi khususnya di bagian moneter yang pernah dimiliki oleh warga Indonesia dan bisa dikatakan sejajar dengan Begawan ekonomi Indonesia yaitu prof. Sumitro Joyohadikusumo ( Ayahnya Prabowo Subianto )
[4] Kaum Meterialis merupakan golongan manusia yang berfikiran bahwa material ( baca : benda ) atau materi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan umat manusia. Kaum materialis membaca semua ini dengan materi atau kebendan
[5] Ibid, hlm 194 – 195
[6] Ibid, hlm 135
[7] Syafruddin Prawiranegara dalam Thee Kian Wie (ed ).2005.Pelaku Berkisah Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an. Jakarta : Kompas, hlm 50
[8] Ibid, hlm 51
[9] ibid
[10] Ajip Rosidi, Op.Cit, halaman 135
[11] Ibid, hlm 139
[12] Syafruddin Prawiranegara dalam (ed ) Thee Kian Wie, op.cit, hlm 48
[13] Ibid, lihat juga dalam pemikiran Prof. Sumitro Joyohadikusumo dalam (ed ) Thee Kian Wie.2005.Pelaku Berkisah Ekonomi Indonesia 1950-an sampai 1990-an. Jakarta : Kompas, dan juga bandingkan dengan bukunya Marwati Djoenet. Sejarah Nasional Indonsia jilid VI.
[14] Aminuddin Kasdi, Memahami Sejarah, 2005, hlm. 10.
[15] Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, 1995, hlm. 104.
[16] Aminuddin kasdi, Memahami Sejarah ( Surabaya :Unesa university press, 2005 ), halaman 10.
[17] Ibid
[18] Ibid, hal 10
[19] Ibid, hal 13
[20] Ibid, hal 26
[21] Ibid, hal 27- 28
[22] Ibid, hal 71-72
(Dikutip dan diselaraskan dari http://yudisupriadisangpengabdi.blogspot.com/2011/11/pemikiran-ekonomi-syafruddin.html)
0 komentar:
Posting Komentar
thank you for your comment (شكرا)