Beberapa
hari ini, media massa –baik cetak maupun elektronik -- ramai
memberitakan dan mendiskusikan masalah pro-kontra pembatalan konser
penyanyi Amerika Lady Gaga di Indonesia. Berbagai alasan dikemukakan.
Pihak yang mendukung konser Lady Gaga beralasan bahwa konser musik
adalah bagian dari kebebasan berekspresi. Ada yang beralasan, bahwa
tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kehadiran Lady Gaga. Sebab,
itu hanya konser musik biasa. Bahkan ada tokoh yang berbicara di
sebuah TV, ada sejuta Lady Gaga pun tidak ada masalah. Yang penting
imannya kuat.
Bagaimana menyikapi konser Lady Gaga ini? Lepas
dari soal pro-kontra konser Lady Gaga, marilah kita dudukkan masalahnya
dengan jernih. Tentu saja, sebagai Muslim, kita mencoba melihat
masalah Lady Gaga dari sudut pandang Islam, bukan sudut pandang
liberalisme, sekularisme, atau ateisme.
Lady
Gaga adalah penyanyi terkenal. Albumnya sudah laku jutaan kopi. Tapi,
perilakunya sangat buruk. Ia pengumbar pornografi, pornoaksi, pendukung
seks bebas, dan juga homoseks dan lesbianisme. Pada 12 Maret 2010,
situs www.tabloidbintang.com meluncurkan kabar, bahwa Lady Gaga
menyatakan kesiapannya menjadi seorang lesbian. “Tidak ada batasan atau
peraturan dalam hal cinta,” ujar Gaga.
Sebagai
Muslim, harusnya semua sepakat, bahwa apa yang dilakukan dan
dipromosikan oleh Lady Gaga adalah kebatilan dan kemunkaran. Adalah
sangat tepat, bahwa pemerintah – dalam hal ini pihak kepolisian RI –
menghentikan kemunkaran berupa konser Lady Gaga. Itu memang tugas
penguasa. Bukankah Nabi Muhammad SAW sudah memerintahkan, bahwa siapa
saja yang melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya (kekuasannya);
jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya; dan jika pun dengan lisan
tidak mampu juga, maka cukup dengan doa, yakni tidak ridha atas
kemunkaran itu. Itulah, kata Nabi SAW, selemah-lemah iman. Jika sekedar
tidak ridha, atau benci terhadap kemunkaran, sudah dikatakan sebagai
“selemah-lemah iman”, bagaimana jika seseorang menjadi pendukung
kemunkaran?
Rabu (16/5/2012) malam, sebuah TV
swasta menyiarkan sebuah acara perdebatan panjang seputar pembatalan
konser Lady Gaga. Sepanjang acara berlangsung, sejumlah SMS dan
twiter berseliweran. Sebagian diantaranya berisi penyesalan, betapa
acara itu menjadi panggung aduan bagi sesame Muslim. Yang lebih
mengerikan, ada tokoh-tokoh yang berbicara dengan nada tidak
berkeberatan dengan kehadiran dan konser Lady Gaga. Bahkan, beberapa
peserta diskusi masih menggugat kasus pembatalan diskusi tokoh Lesbi,
Irshad Manji, di sejumlah tempat di Indonesia, beberapa waktu lalu.
Ada
logika aneh yang dimunculkan dalam kasus Lady Gaga dan Irshad Manji.
Yakni, biarkan mereka bicara; jika tidak setuju ya diajak diskusi
saja! Padahal, Irshad Manji bukan hanya promosi lesbi dalam buku-buku
dan situs pribadinya. Tetapi, dia juga sangat menghina Nabi Muhammad
SAW. Bahkan, lebih dari itu, dalam situs pribadinya,
www.irshadmanji.com, tampak jelas, bagaimana dukungan si Manji terhadap
penjahat penghina Nabi Muhammad SAW, Salman Rushdie.
Sekedar
mengingat kembali, nama Salman Rushdie mencuat ketika pada 26 November
1988, Viking Penguin menerbitkan novelnya berjudul The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan).
Novel ini segera memicu kemarahan umat Islam yang luar biasa di
seluruh dunia. Novel ini memang sungguh amat sangat biadab. Rushdie
menulis tentang Nabi Muhammad saw, Nabi Ibrahim, istri-istri Nabi (ummahatul mukminin) dan juga para sahabat Nabi dengan menggunakan kata-kata kotor yang sangat menjijikkan.
Dalam novel setebal 547 halaman ini, Nabi Muhammad saw, misalnya, ditulis oleh Rushdie sebagai ”Mahound, most pragmatic of Prophets.” Digambarkan sebuah lokasi pelacuran bernama The Curtain, Hijab,
yang dihuni pelacur-pelacur yang tidak lain adalah istri-istri Nabi
Muhammad saw. Istri Nabi yang mulia, Aisyah r.a., misalnya, ditulis
oleh Rushdie sebagai ”pelacur berusia 15 tahun.” (The fifteen-year-old whore ’Ayesha’ was the most popular with the paying public, just as her namesake was with Mahound). (hal. 381).
Banyak
penulis Muslim menyatakan, tidak sanggup mengutip kata-kata kotor dan
biadab yang digunakan Rushdie dalam melecehkan dan menghina Nabi
Muhammad saw dan istri-istri beliau yang tidak lain adalah ummahatul mukminin.
Maka, reaksi pun tidak terhindarkan. Fatwa Khomaini pada 14 Februari
1989 menyatakan: Salman Rushdie telah melecehkan Islam, Nabi Muhammad
dan al-Quran. Semua pihak yang terlibat dalam publikasinya yang sadar
akan isi novel tersebut, harus dihukum mati.
Pada
26 Februari 1989, Rabithah Alam Islami dalam sidangnya di Mekkah, yang
dipimpin oleh ulama terkemuka Arab Saudi, Abd Aziz bin Baz,
mengeluarkan pernyataan, bahwa Rushdie adalah orang murtad dan harus
diadili secara in absentia di satu negara Islam dengan hukum
Islam. Pertemuan Menlu Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 13-16
Maret 1989 di Riyadh juga menyebut novel Rushdie sebagai bentuk
penyimpangan terhadap Kebebasan Berekspresi.
Prof. Alaeddin Kharufa, pakar syariah dari Muhammad Ibn Saud University, menulis sebuah buku khusus berjudul Hukm Islam fi Jaraim Salman Rushdie.
Ia mengupas panjang lebar pandangan berbagai mazhab terhadap pelaku
tindak pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw. Menurut Kharufa, jika
Rushdie menolak bertobat, maka setiap Muslim wajib menangkapnya selama
dia masih hidup.
Ada yang beralasan, bahwa
biarlah Irshad Manji dan Lady Gaga berbagi pemikiran dan kesenangan
melalui hiburan! Katanya, soal pribadi jangan dikaitkan dengan
pemikiran atau karya seninya! Apa pun pribadinya, tak perlu dikaitkan
dengan karyanya. Sikap Irshad Manji yang memuji-muji dan bersahabat
dengan Salman Rushdie, tentu bukanlah sikap yang bijaksana. Dia tidak
menghargai dan tidak berempati terhadap perasaan kaum Muslim yang
tersakiti dengan karya-karya Rushdie.
Logika
kebebasan berpendapat dan berekspresi tanpa batas terbukti tidak tepat
dan tidak diterima di mana saja. Di Indonesia, misalnya, sudah lama
dilarang penyebaran paham komunisme. Bagaimana dengan penyebaran paham
lesbianisme yang juga sangat besar tingkat kejahatannya? Jadi,
manusia yang sehat pikirannya, pasti akan menolak konsep kebebasan yang
tanpa batas.
Logika SetanSetiap aspek dan gerak kehidupan manusia tak lepas dari tantangan. Utamanya, tantangan yang ditimbulkan oleh musuh abadi umat manusia, yaitu SETAN. Banyak yang menarik jika kita menelaah penjelasan al-Quran tentang bagaimana logika dan kiat-kiat setan dalam menyesatkan manusia. sebagai Muslim, kita sudah dijelaskan dalam banyak ayat al-Quran bahwa setan adalah musuh manusia yang nyata. Setan tak pernah berhenti berusaha untuk menyesatkan manusia. “Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS az-Zukhruf:62).
Logika SetanSetiap aspek dan gerak kehidupan manusia tak lepas dari tantangan. Utamanya, tantangan yang ditimbulkan oleh musuh abadi umat manusia, yaitu SETAN. Banyak yang menarik jika kita menelaah penjelasan al-Quran tentang bagaimana logika dan kiat-kiat setan dalam menyesatkan manusia. sebagai Muslim, kita sudah dijelaskan dalam banyak ayat al-Quran bahwa setan adalah musuh manusia yang nyata. Setan tak pernah berhenti berusaha untuk menyesatkan manusia. “Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS az-Zukhruf:62).
Salah satu
metode setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan cara memoles
perbuatan maksiat dan jahat sehingga tampak indah dalam pandangan
manusia. “Iblis berkata: Ya Rabbi, karena Engkau telah memutuskan
bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan
mereka semuanya.” (QS al-Hijr:39).
Iblis
sangat berpengalaman dalam soal sesat menyesatkan manusia. Di sorga,
Iblis berhasil membujuk Adam agar melanggar larangan Allah. Caranya,
dikatakan oleh Iblis, bahwa pohon yang dilarang untuk dimakan, justru
merupakan pohon yang menjadikan Adam akan menjadi kekal di sorga.
Karena itulah Iblis menyebut pohon larangan itu dengan nama “syajaratul khuldi” (pohon keabadian). Dalam al-Quran digambarkan bagaimana Iblis membujuk Adam: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa.” (QS Thaha:120).
Salah
satu kiat setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan memandang baik
perbuatan-perbuatan yang telah diharamkan oleh Islam. “Demi Allah,
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat
sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik
perbuatan mereka (yang buruk); maka setan menjadi pemimpin mereka di
hari itu dan untuk mereka azab yang pedih. (QS an-Nahl:63)…”Setan pun
menjadikan indah dalam pandangan mereka, apa yang mereka kerjakan.” (QS
al-An’am:43).
Cobalah kita renungkan
penjelasan al-Quran tentang pandangan kaum musyrik yang memandang baik
tindakan mereka dalam membunuh anak-anak mereka sendiri (QS
al-An’aam:137). Membunuh anak-anak adalah suatu bentuk kejahatan,
tetapi dengan logika setan, tindakan buruk itu bisa dipoles sehingga
dianggap baik manusia.
Karena itulah , logika dan
kerja setan memang bertentangan dengan logika dan tindakan orang
mukmin. Jika sifat orang mukmin selalu melaksanakan amar makruf nahi
munkar, maka setan justru sebaliknya. Kerja mereka yang utama adalah
memerintahkan kepada yang munkar dan membenci kebaikan (al-ma’ruf).
Disebutkan dalam al-Quran: “Barangsiapa yang mengikuti
langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan
perbuata keji dan munkar.” (QS an-Nuur: 21).
Al-Quran
(al-An’am:112) mengingatkan, bahwa sesungguhnya musuh para nabi adalah
setan dari jenis manusia dan setan dari jenis jin, yang pekerjaan
mereka adalah menyebarkan “kata-kata indah” (zukhrufal qawli)
dengan tujuan untuk menipu manusia. Malik Bin Dinar, seorang ulama
terkenal (m. 130 H/748 M) pernah berkata: “Sesungguhnya setan dari
golongan manusia lebih berat bagiku daripada setan dari golongan jin.
Sebab, setan dari golongan jin, jika aku telah membaca ta’awudz, maka
dia langsung menyingkir dariku, sedangkan setan dari golongan manusia
dapat mendatangiku untuk menyeretku melakukan berbagai kemaksiatan
secara terang-terangan.” (dikutip dari Imam al-Qurthubi, 7/68 oleh Dr.
Abdul Aziz bin Shalih al-Ubaid, Menangkal Teror Setan (Jakarta: Griya Ilmu, 2004), hal. 88).
Setan – baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin – memiliki ambisi utama untuk menyesatkan manusia, seluruhnya. “Dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu.” (QS al-Ghafir:5).
Jadi
mudah sekali mengenali logika setan. Yakni, siapa saja yang menjadi
pendukung kebatilan dan kemunkaran, pasti ia telah menggunakan logika
setan. “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah
setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang
keji dan munkar.” (QS an-Nur: 21; lihat juga QS al-Baqarah: 168-169).
Bagi
kaum Muslim, tindakan Irshad Manji yang mempromosikan lesbianisme
pasti termasuk tindakan keji dan munkar. Begitu juga konser-konser Lady
Gaga yang sangat vulgar dalam mengumbar pronografi dan pornoaksi serta
indikasi pemujaan setan, pastilah termasuk kategori tindakan keji dan
munkar. Orang mukmin sejati tidak akan menggunakan logika setan atau
bersekutu dengan setan, sehingga termasuk dalam barisan orang-orang
yang mendukung terlaksananya tindakan keji dan munkar.
Bahkan, kita diingatkan oleh Allah SWT dalam Surat Yasin: “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu dan hendaklah kamu menyambah-Ku. Inilah jalan yang lurus!” (QS Yasiin: 60-61).
Bahkan, kita diingatkan oleh Allah SWT dalam Surat Yasin: “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu dan hendaklah kamu menyambah-Ku. Inilah jalan yang lurus!” (QS Yasiin: 60-61).
Menginat begitu berat dan sulitnya
menghadapi tipudaya setan, disamping mengajarkan seluk-beluk tipu daya
setan dan cara mengatasinya, Rasulullah SAW juga mengajarkan sejumlah
doa, diantaranya: “A’uudzu billaahi as-samii’il ‘aliimi min
asy-syaithaani ar-rajiimi.” (aku berlindung kepada Allah Yang Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk).
Semoga,
kita semua, kaum mukmin, tidak berdiri dalam barisan kemunkaran dan
kekejian. Semoga pula, kita dapat mengambil hikmah dari kasus Irshad
Manji dan Lady Gaga, sehingga kita mampu mengikuti shirathal mustaqim,
jalan yang lurus, yaitu jalannya para Nabi, dan bukannya jalan setan
yang bangga menampilkan diri sebagai pembela tindakan keji dan munkar.
Amin. (Surabaya, 20 Mei 2012).
0 komentar:
Posting Komentar
thank you for your comment (شكرا)