Sabtu, 19 Mei 2012

Sabtu, Mei 19, 2012



ISLAM DI INDONESIA

PENDAHULUAN
Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam.Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat Indonesia pada umumnya dilakukan secara damai. Berbeda dengan penyebaran Islam di Timur Tengah yang dalam beberapa kasus disertai dengan pendudukan wilayah oleh militer Muslim. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh para pedagang, kemudian di lanjutkan oleh para guru agama ( Da’i ) dan pengembara Sufi.

Orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah pertama itu tidak bertendensi apapun kecuali bertanggung jawab menunaikan kewajiban tanpa pamrih. Mengenai sejarah Islam masuk ke Indonesia dan perkembangannya akan di bahas dalam makalah ini.


PEMBAHASAN

A. Proses Masuknya Agama Islam di indonesia
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh dari teori-teori tersebut, berikut ini adalah penjelasanya:
1. Teori Gujarat
Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
a.         Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
b.        Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c.         Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat. Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.

2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
a.       Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
b.      Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c.       Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
            Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:
a.       Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b.      Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj.
c.       Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda- tanda bunyi Harakat.
d.      Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e.       Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
            Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India). Demikianlah uraian materi tentang proses masuknya Islam ke Indonesia.
B. Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 : Artinya :  Tidak ada paksaan dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256)
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa saluran antara lain ;
1.      Saluran Perdagangan.
Pada taraf permulaan, saluran islamisasi adalah melalui perdagangan, kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M. membuat pedagang-pedagang muslim ( Arab, persia, dan India ) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara dan timur benua Asia. Saluran islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. 
2.      Saluran Perkawinan.
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih tinggi dan baik daripada kebanyakan masyarakat pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri-istri saudagar-saudagar tersebut. Sebelum menikah mereka di islamkan lebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan lingkungan mereka semakin meluas dan akhirnya muncul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan muslim. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan dan lebih cepat dalam penyebaran agama Islam karena apabila terjadi perkawinan antara anak bangsawan atau anak raja dan adipati, karena mereka adalah orang – orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat dan kemudian turut mempercepat proses islamisasi.
3.      Saluran Tasawuf.
Pengajar-pengajar tasawuf, atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Di antara mereka ada yang mengawini puteri  – puteri bangsawan setempat. Dengan tasawuf bentuk Islam yang di ajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru tersebut mudah dimengerti dan diterima. Ajaran mistik ini masih berkembang di abad ke- 19 bahkan di abad ke-20 M ini. 
4.      Saluran Pendidikan.
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang digunakan dan diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiyai-kiyai dan ulama’-ulama’. Di pesantren atau pondok itu calon ulama’, guru, dan kiyai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masingatau berdakwah ke tempat tertentu untuk mengajarkan agama Islam. 
5.      Saluran Kesenian.
Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang . dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan tetapi ia meminta para penonton untuk mengikuti mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabharata dan Ramayana, tetapidi dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastera ( hikayat, babad dan sebagainya ), seni bangunan dan seni ukir. 
6.      Saluran Politik.
Di beberapa daerah di Indonesia kebanyakan rakyat masuk Islam setelah penguasa atau rajanya masuk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik para raja dan penguasa sangat membantu tersebarnya Islam di nusantara ini. Di samping itu kerajaan-kerajaan yang sudah memeluk agama Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam
Dari keenam model perkembangan Islam itu, secara relitas Islam sangat diminati dan cepat berkembang di Indonesia. Meskipun demikian, intensitas pemahaman dan aktualisasi keberagman islam bervariasi menurut kemampuan masyarakat dalam mencernanya.

C.   Pola Pembentukan Budaya dan Tradisi Islam di Indonesia
            Sejak terjadinya Kerajaan Samudera Pasai sampai Kerajaan Kembang Gowo-Tallo di Islamkan, terjadi 3 pola “Pembentukan Budaya” yaitu :
a.       Pola Samedera Pasai : yaitu perubahan dari supra desa menjadi Negara yang terpusat. Pada awlnya, kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai masih kecil, tetapi terus menerus bertambah sehingga memegang hegemoni politik. Samudera Pasai menjadi pusat penjajahan agama. 
Konsekuensinya, samudera Pasai memiliki kebebasan budaya untuk memformalisasikan struktur dan system kekuasaan yang menggambarkan keberadaan dirinya. Pola ini juga berlaku dalam kelahiran Kerajaan Aceh Darussalam.
b.      Pola Sulawesi Selatan : yaitu pola ketika Islamisasi diawali di Keraton. Setelah Raja dan golongan bangsawan masuk Islam, rakyatnya-pun mengikuti sehingga tidak raja ada persoalan legitimasi (structural dan cultural. Pola ini berlaku untuk Kerajaan Ternate, Barjarmasin dan sebagainya. 
c.       Pola Jawa yaitu Islam tampil sebagai penentang kekuasaan yang ada. Pada mulanya, pusat-pusat kekuasaan Islam tumbuh dipesisir yaitu demak, Jepara, Rembang, Tuban, Gersik dan Surabaya, bertambah kekuasaannya seiring dengan pudarnya kekuasaan Kerajaan Majapahit. Mereka mulai menjauhkan diri dari pusat kekuasaan di pedalaman. Pada saat Majapahit semakin lemah, Kerajaan Demak melancarkan perlawanan dan akhirnya, dengan pimpinan Sunan Kudus, berhasil menggantikannya sekitar tahun 1520-an. Dengan demikian, timbullah dilema kultural karena telah mapannya system politik yang lama orang baru dalam bangunan lama merupakan persoalan serius yang dihadapi oleh Kerajaan Demak, Pajang, dan kemudian Mataram.  
Ketiga pola ini memiliki kesamaan yaitu : dominannya peranan Negara sebagai “Jembatan” Proses Islamisasi di wilayah kedaulatannya. Perbedaannya, dalam 2 pola yang pertama berbentuk tradisi integrasi yang mulai mantap pada abad ke-17 disini tidak terjadi perubahan struktur. Dengan mulus, Islam menjadi tradisi khas bagi masyarakat. 
KESIMPULAN

            Dari pembahasan mengenai masuknya Islam ke Indonesia dapat kita simpulkan bahwa :
Ø Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia  pada abad pertama Hijriyah ( abad ke-7 sampai abad ke-8 M ). Sedangkan pendapat yang lainnya mengatakan pada abad ke- 13.
Ø  Mengenai pembawa dan penyiar Islam juga terjadi perbedan pendapat, ada yang mengatakan dari Arab dan ada juga yang mengatakan dari Gujarat.
Ø  Mengenai Pola Pembentukan Budaya dan Tradisi Islam ada 3 pola, yaitu:
a.       Pola Samedera Pasai : yaitu perubahan dari supra desa menjadi Negara yang terpusat.
b.      Pola Sulawesi Selatan : yaitu pola ketika Islamisasi diawali di Keraton.
c.       Pola Jawa : yaitu Islam tampil sebagai penentang kekuasaan yang ada.
Ø Saluran – saluran islamisasi yang berkembang di Indonesia melalui enam cara, yaitu :
1.    Saluran Perdagangan.
2.     Saluran Perkawinan.
3.    Saluran Tasawuf.
4.    Saluran Pendidikan.
5.    Saluran Kesenian.
6.    Saluran Politik.


0 komentar:

Posting Komentar

thank you for your comment (شكرا)

  • Assalamu'alaikum wahai saudaraku kaum muslimin
  • Blog ini diperuntukkan sebagai media menyebarkan ilmu
  • Perjuangan menuju kemuliaan