ILMU ASBABUN NUZUL
Pengertian
Asbabun Nuzul
Secara bahasa Asbabun Nuzul terdiri dari
dua kata, yaitu: Asbab, jamak dari sabab yang berarti sebab atau
latar belakang, dan nuzul berarti turun.
Sedangkan secara istilah, M Hasbi ash
Shiddieqy mengartikan asbabun nuzul sebagai kejadian yang karenanya diturunkannya
al-Qur’an untuk menerangkan hukumnya pada saat kejadian al-Qur’an diturunkan
serta membicarakan sebab turunnya, baik secara langsung maupun kemudian
lantaran suatu hikmah.
Subhi shalih menyatakan bahwa asbabun
nuzul itu berkenaan dengan sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat atau
beberapa ayat atau suatu pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat sebagai
jawaban atau sebagai penjelasan yang turunkan pada waktu terjadinya suatu
peristiwa.
Az-Zarqani berpendapat, asbabun nuzul
adalah keterangan mengenai suatu ayat atau rangkaian ayat yang berisi tentang
sebab-sebab turunnya atau menjelaskan hukum suatu kasus pada waktu kejadiannya.
Pengertian di atas dapat disimpulkan: pertama,
suatu ayat turun ketika terjadi suatu peristiwa. Kedua, suatu ayat turun
apabila Rasulullah ditanya tentang suatu hal, maka turunlah ayat al-Qur’an yang
menerangkan hukumnya.
Pembagian
Asbabun Nuzul
Sebab-sebab turun ayat berdasarkan peristiwa
ada tiga macam:
pertama,
peristiwa berupa pertengkaran. Contoh: perselisihan antara segolongan suku Aus
dan segolongan suku Khazraj. Perselisihan itu timbul dari intrik yang ditiupkan
orang Yahudi, sehingga menyebabkan turunnya QS Ali Imran ayat 100.
kedua,
peristiwa berupa kesalahan yang serius. Contoh: peristiwa sahabat yang sedang
mengimami shalat dalam kondisi mabuk sehingga salam membaca surat al-Kafirun. Ia membaca:
@è%
$pkr'¯»t crãÏÿ»x6ø9$# ÇÊÈ Ißç6ôãr& $tB tbrßç7÷ès? ÇËÈ
Peristiwa
tersebut menyebabkan turunnya QS an-Nisa ayat 43.
Ketiga, peristiwa tersebut berupa
cita-cita atau keinginan. Contoh: tentang harapan-harapan Umar bin khattab yang
dikemukakan kepada Nabi. Kemudian turun ayat yang sesuai dengan yang diharapkan
Umar. Umar pernah berkata: bagaimana sekiranya kita jadikan maqam Ibrahim
sebagai tempat shalat, maka turunlah ayat: wattahidu min maqaami Ibrahiima musalla.
Sedangkan sebab turunnya ayat dalam bentuk
pertanyaan ada tiga macam:
pertama,
pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu hal pada masa lalu. Contoh:
pertanyaan tentang Zul Kurnain.
Kedua, pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu
yang berlangsung pada waktu itu, contoh: pertanyaan tentang ruh.
Ketiga,
pertanyaan yang berhubungan dengan peristiwa pada masa mendatang, contoh:
pertanyaan tentang hari kiamat. Ketika Nabi ditanya oleh kaum Quraisy tentang
beberapa hal di atas, Nabi menjawab: besok akan kuberitahu kamu, tanpa
mengucapkan insya allah. Ternyata waktu turun terlambat (ada yang
mengatakan 3 hari/15 hari/40 hari) sehingga Nabi kesulitan. Kemudian QS
al-kahfi ayat 23-24 yang didalamnya terkandung pengarahan Allah kepada RasulNya
tentang pengucapan insya allah.
Berdasarkan segi jumlah sebab dan ayat
yang turun, Asbabun Nuzul dibagi menjadi dua:
Pertama,
sebab turunnya lebih dari satu, sedang ayatnya turun satu.
Kedua, ayat
yang turun lebih dari satu, sedang sebabnya hanya satu.
Jika ditemukan dua riwayat atau lebih tentang sebab
turunnya ayat dan masing-masing menyebutkan suatu sebab yang jelas dan saling
berbeda, maka kedua riwayat tersebut diteliti/ dianalisis. Permasalahannya ada
empat, yaitu: pertama, salah satu
dari keduanya sahih dan lainnya tidak, maka yang diambil adalah yang sahih.
Contoh: turunnya surat
wa dhuha……. Kedua, keduanya sahih, akan tetapi salah satu diantaranya
mempunyai penguat, maka diambil yang kuat. Contoh: pertanyaan tentang ruh. Ketiga,
keduanya sahih dan sama-sama tidak mempunyai penguat (murajjih),
namun dapat dikompromikan. Contoh: tentang tuduhan suami kepada isteri berbuat
zina (qazf) QS. an-Nur ayat 6. Keempat, keduanya sahih dan
sama-sama tidak mempunyai penguat (murajjih) dan tidak mungkin mengambil
keduanya sekaligus. Penyelesaiannya dengan menganggap berulang-ulangnya ayat
itu turun sebanyak Asbabun Nuzul. Contoh: turunnya surat an-Nahl ayat….
Jika ayat yang turun lebih dari satu, sedangkan sebab
nuzulnya cuma satu, maka yang demikian tidak menjadi masalah, karena tidak
bertentangan dengan hikmah untuk meyakinkan manusia dan menjelaskan kebenaran.
Manfaat
Mengetahui Asbabun Nuzul:
1. Mengetahui rahasia dan tujuan
Allah mensyari’atkan agama melalui al-Qur’an.
2. Membantu memahami ayat dan
menghindarkan kesulitannya.
3. Menolak dugaan adanya hashr (pembatas)
dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung hashr (pembatas).
4. Mengkhususkan hukum berdasarkan
sebab turunnya ayat.
5. Sebab turun ayat tidak pernah
keluar dari hukum yang terkandung dalam
ayat tersebut.
6. Dengan sebab nuzul, diketahui orang yang ayat tertentu turun
padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran.
7. Mempermudah dalam menghafal
ayat-ayat al-Qur’an.
(Tulisan ini disampaikan dalam perkuliahan Ulumul Quran oleh dosen FAI-UMS. bapak Nurul Huda)
(Tulisan ini disampaikan dalam perkuliahan Ulumul Quran oleh dosen FAI-UMS. bapak Nurul Huda)
0 komentar:
Posting Komentar
thank you for your comment (شكرا)