ليس كل ما ثبت فى اللغة صح حمل ايات
التنزيل عليه
Tidaklah semua makna yang
terkandung dalam bahasa dapat digunakan untuk memahami ayat al-Qur`an.
Dalam memahami kandungan ayat
al-qur`an tidaklah cukup hanya mengandalkan kepada makna bahasa saja. Tetapi
harus juga mempertimbangkan latar belakan ayat tersebut (asbabun nuzul) dan
juga siyaq (hubungan antar ayat setelah dan sebelumnya) ayat tersebut. Tanpa
mempertimbangkan hal-hal tersebut dan hanya mengandalkan makna bahasa,
sekalipun makna tersebut benar terdapat dalam bahasa Arab, tentu akan
menimbulkan kesalahan fatal dalam penafsiran al-Quran.
Contohnya pemahaman terhdap QS.
Ali Imran:39.
فَنَادَتْهُ
الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ
يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا
وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (39)
kata (بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ ) dipahami secara bahasa yaitu perkataan Allah atau al-Qur`an.
Tentu pemahaman semacam ini adalah salah karena tidak melihat kontek ayat ini.
Kontek ayat ini adlah menarangkan tentang kenaiban nabi Yahya putra Zakaria,
dimana Yahya ini nantinya akan membenarkan terhadap kenabian Isa yang disebut
dengan Kalimatullah karena proses penciptaannya sama dengan Adam yaitu dengan
perkataan Allah (كن فيكون ) jadilah maka
jadilah Isa. Sebagaimana diterangkan dalam suarah Ali Imran: 59.
Tidaklah semua makna yang
terkandung dalam bahasa dapat digunakan untuk memahami ayat al-Qur`an.
Tulisan ini disadur dan
disampaikan dalam perkuliahan Qawaid Tafsir di Pondok Shabran oleh Dr. Hasan el-Qudsy, M.A., M.Ed.
0 komentar:
Posting Komentar
thank you for your comment (شكرا)