Mengenal jati diri Pemuda Muslim
Banyak diantara pemuda muslim dewasa ini belum dapat memahami jati
diri dan eksistensinya dalam lingkaran putaran peradaban. Seringkali kita
jumpai pemuda muslim bahkan tanpa sadar termasuk diri kita sendiri bersikap
apatis dan tidak peduli terhadap diri sendiri sehingga tak jarang sengaja untuk
menceburkan diri dalam kelalaian, hal yang sia-sia, pekerjaan yang tidak
bermanfaat bahkan perbuatan yang justru akan menghancurkan eksistensinya
sebagai pemuda muslim hingga sedikit demi sedikit terjerumus pada kehancuran.
Pemuda memiliki keistimewaan yang sangat unik yang tidak dimiliki
oleh golongan manusia lainnya. Hal ini dapat dilihat dari potensi, tantangan,
dan tugas yang dibebankan dipunggung para pemuda. Dengan mengetahui, memahami,
dan memetakan ketiga hal ini, kita dapat membaca peluang serta membuka pintu
kesempatan yang selebar-lebarnya untuk mendidik dan melatih diri kita agar
menjadi pemuda muslim yang ideal.
Dari sisi potensi pemuda memiliki spirit dan energi yang sangat
besar. Secara fisiologi pemuda memiliki potensi kekuatan fisik yang prima, menurut
Yusuf Qardhawi ibarat matahari maka usia muda ibarat jam 12 ketika matahari
bersinar paling terang dan paling panas, tinggal bagaimana kita menyikapi
potensi ini. Apakah akan kita sia-siakan, kita salurkan untuk kegiatan yang
positif (amal sholih) ataukah kita gunakan untuk kegiatan yang sia-sia bahkan
merugikan diri sendiri dan orang lain (naudzubillahi min dzalikh). Namun selain
memiliki potensi spirit dan energi yang besar. Dari sisi emosional, Pemuda
memiliki emosi yang sangat labil, untuk itu diperlukan manajemen pengendalian
diri (emosional) yang baik.
Dari sisi tatangan, tak dapat dipungkiri bahwa tantangan yang
dihadapi oleh pemuda di era globalisasi saat ini sangat besar, banyak dan
beragam. Pemuda dihadapkan oleh derasnya arus godaan dan cobaan. Arus tantangan
ini sangat berpotensi membawa pemuda pada kelalaian bahkan kehancuran jati diri
dan eksistensinya sebagai motor perubahan menuju perbaikan umat. Contoh sederhananya,
kemudahan akses informasi dengan menggunakan fasilitas internet menyebabkan
kebanyakan pemuda mengakses situs-situs yang berbau pornografi, sehingga syahwatnya
yang awalnya memang besar dan labil semakin tak terkendali, pikirannya selalu
mengarah ke hal-hal yang negatif hingga berimplikasi pada produktifitasnya yang
semakin menurun, nyanyian-nyanyian yang tersebar luas dikalangan pemuda saat
ini mayoritas menyebabkan pemuda menjadi “cengeng”, melemahkan integritas, dan
mengotori hati para pemuda. Dan masih banyak lagi tantangan lain yang dihadapi
oleh pemuda dewasa ini.
Dari sisi Peran dan beban tugas yang disandarkan di punggung para
pemuda, pemuda menyandang gelar sebagai agent of change, ujung tombak
perubahan, dan agen regenerasi. Tugas ini memang pantas diberikan kepada para
pemuda mengingat pemudalah yang memiliki potensi besar untuk membawa perubahan
menuju keadaan yang lebih baik.
Melihat tiga aspek diatas, maka kita pahami bahwa pemuda memiliki
posisi yang sangat strategi dalam menentukan keadaan umat khususnya dimasa yang
akan datang sebab baik buruknya generasi di masa depan ditentukan oleh baik
buruknya pemuda. Maka sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai pemuda muslim
untuk berikhtiar melaksanakan peran dan tugas yang disandarkan kepada kita, menghadapi
tantangan dengan hati yang bersih, pikiran yang jernih dan langkah yang bijak.
Untuk itu ada beberapa tips yang dapat kita gunakan untuk mewujudkannya,
diantaranya:
1.
Maksimalkan
potensi akal. Berfikir merupakan salah satu cara untuk melatih diri kita agar
menjadi orang yang bijak. Manusia dibekali akal oleh Allah agar mampu
membedakan dan memilih jalan yang baik dan buruk. Optimalisasi potensi akal
dapat dilakukan dengan melakukan analisa terhadap kondisi disekitar kita, salah
satunya dengan memahami resiko dan akibat yang timbul dari suatu perbuatan
tertentu sehingga kita dapat mengambil langkah dengan bijak.
2.
Isi
waktumu dengan amal sholih. Kebanyakan pemuda sering terlena terhadap waktu
padahal waktu adalah harta yang paling berharga. Waktu ibarat pedang, jika
dimanfaatkan dengan baik maka ia akan membawa manfaat dan kemaslahatan yang
sengat besar namun ia juga dapat menebas pemiliknya jika tidak mampu
menggunakannya. Pemuda muslim yang ideal adalah pemuda yang mengisi waktunya
dengan amal-amal sholih. Sebaliknya pemuda “kacangan” justru membuang-buang
waktunya, mengisinya dengan hal-hal yang sia-sia, bahkan merugikan dirinya
sendiri dan orang lain.
3.
Sibukkan
diri dengan kegiatan yang positif. Seringkali tanpa kita sadari bahwa waktu
luang dapat menjadi ancaman besar buat kita. Hanya ada dua kemungkinan dalam
menyikapi waktu luang, kita gunakan untuk kegiatan yang positif dan bermanfaat
atau kita gunakan untuk hal yang sia-sia bahkan kegiatan yang negatif. Untuk
itu berorganisasi, diskusi, membaca buku, dan kegiatan positif lain dapat
menjadi alternatif untuk memanfaatkan waktu luang.
4.
Bergaul
dengan orang-orang baik. Teman dekat adalah orang yang paling berpengaruh terhadap
diri seseorang. Olehkarenanya dapat dimaklumi jika muncul statement di
masyarakat bahwa untuk melihat jati diri seseorang maka lihatlah temannya.
Teman baik akan selalu mengarahkan kita pada kebaikan, menasihati kita dan
mengingatkan kita ketika kita berbuat kesalahan, namun sebaliknya teman yang
buruk akan mengarahkan kita pada perbuatan sia-sia, dan hal-hal yang buruk.
Hingga tanpa sadar sedikit demi sedikit kita akan terpengaruh kemudian
melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk pula.
5.
Hindari tempat-tempat, keadaan, dan hal yang mendorong pada
kelalaian dan kemaksiatan. Akhirnya, mari kita renungkan pesan dari Imam
Hasan Al Banna dalam ”Wajibatul Akh”-nya di Risalatu Ta’lim, ”Hendaklah
kalian bersungguh-sungguh meningkatkan kapasitas dirimu, hingga tongkat
kepemimpinan itu diserahkan kepada kalian yang memiliki kualitas.” [1]
Wallahua’lamu
bishshowab…….
Bakhtiar- Ketua Umum Himpunan Program Studi Muamalah (Syariah )
0 komentar:
Posting Komentar
thank you for your comment (شكرا)