يجب حمل كلام الله تعالى على المعروف من
كلام العرب دون الشاذ والضعيف والمنكر
Wajib hukumnya memahami kalam Allah berdasarkan kepada ucapan arab yang
populer, tidak aneh, lemah ataupun munkar.
•
Dalam
menafsirkan al-Qur`an haruslah berdasarkan kepada makna populer yang digunakan
oleh orang arab sendiri. Tidak makna yang aneh, lemah atau munkar bagi kalangan
Arab.
•
Termasuk
dalam hal ini adalah menggunakan makna yang sudah populer digunakan dimasa turunnya Al-Qur`an dan hadits
Rasulullah. Bukan makna yang muncul pada masa berikutnya. karena Allah
Swt berbicara dengan orang Arab dengan bahasa, tradisi dan kebiasaan yang sudah
berlaku. Sehingga apabila ada
seseorang yang menafsirkan al-Qur’an dengan kata, makna atau istilah baru, maka secara
sadar dia mengira bahwa Allah Swt telah berbicara di luar konteks, di luar
bahasa orang Arab dimasa turunnya
al-Quran. Sudah tentu penafsiran semacam ini batil dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
•
Contoh
penafsiran sesat terhadap QS. An-Nisa`: 36: وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ
شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ
بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا
يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا (36) . Dimana kata (وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى ) sebagai hati dan (وَالْجَارِ الْجُنُبِ ) sebagai tabiat dan (وَالصَّاحِبِ
بِالْجَنْبِ ) sebagai akal yang mengikuti sytaret dan (وَابْنِ السَّبِيل) sebagai anggota
tubuh yang taat kepada Allah.
•
Termasuk
juga orang yang mengartikan syura dalam al-Qur`an dengan sistem
demokrasi !!?
Atau (السَّائِحُونَ ) dalam surah at-Taubah: 112 dengan para pelancong. Padahal yang benar
adalah orang – orang yang berpuasa.
Tulisan ini disadur dan
disampaikan dalam perkuliahan Qawaid Tafsir di Pondok Shabran oleh Dr. Hasan el-Qudsy, M.A., M.Ed.
0 komentar:
Posting Komentar
thank you for your comment (شكرا)