Oleh: HARUN YAHYA
Di
Amerika Serikat pada paruh kedua tahun 1980-an, sebuah teori yang dikenal
sebagai "intelligent design"
[perancangan cerdas] dimunculkan untuk melawan teori evolusi, dengan menyatakan
bahwa semua makhluk hidup muncul menjadi ada bukan melalui
ketidaksengajaan–seperti yang dikemukakan Darwin—melainkan hasil dari
"perancangan cerdas".
Akan
tetapi, pendukung gerakan ini tidak secara terbuka menyatakan bahwa Allah-lah,
Tuhan semesta alam, Yang menciptakan seluruh makhluk hidup.
Dalam
menjelaskan gagasan tersebut, Michael Behe, salah satu di antara para
pendukungnya yang terkemuka, mengatakan,"Teori perancangan cerdas bukanlah
pemikiran yang didasarkan agama, walaupun orang-orang taat yang menentang
pengajaran evolusi menukilnya dalam pendapat mereka..." (lihat
"Design for Living," New York Times , 7 Februari 2005).
Tak seorang Muslim pun akan pernah berkata,
"Ada Perancangan Cerdas"
sebagai ganti "Allah Menciptakan"
sebagai ganti "Allah Menciptakan"
Ada juga
para pendukung teori "perancangan cerdas" di Turki. Akan tetapi perlu
diperhatikan di sini, dalam mempertahankan teori ini, mereka berupaya meniru
pola yang dipakai oleh rekan-rekan di Barat mereka, dan berhati-hati
menghindari apa pun yang merujuk kepada nama Allah.
Sebagai
ganti mengatakan, "Allah menciptakan seluruh alam semesta dan segala
sesuatu di dalamnya, yang hidup maupun tak hidup" dalam penjelasan mereka,
mereka terpaksa menggunakan ungkapan yang tidak jelas semisal "Terdapat
sebuah perancangan cerdas [ intelligent design ] di alam
semesta"—sehingga menimbulkan kesan bahwa mereka sengaja menghindari
penyebutan nama Allah.
Tentu
saja, tidak ada yang aneh jika orang selain muslim, ateis, atau sebagian filsuf
menggunakan ungkapan seperti itu.
Akan tetapi,
tidaklah dapat diterima bagi siapa pun yang menyatakan dirinya Muslim untuk
tetap mengelak mengatakan, "Allah menciptakan" dan sebagai gantinya
menggunakan istilah "Suatu kekuatan menciptakan ..." atau "hasil
karya perancangan cerdas". Itu adalah pendekatan yang tidak akan diambil
orang Muslim, sebab hal itu berarti, "Saya tidak ingin mengatakan 'Allah',
maksud saya 'Ada suatu kekuatan, dan ada sebuah perancangan cerdas'," Dan
tidak ada sesuatu pun di dalamnya yang sejalan dengan Islam dan Al Qur'an.
Menghindari
mengatakan "Allah menciptakan segala sesuatu," dan "Segala
sesuatu muncul menjadi ada karena Allah, Tuhan Semesta Alam, berfirman
'Jadilah!'," dan sekedar merujuk pada "suatu perancangan cerdas di
alam semesta" hanya mungkin dihasilkan oleh pola pikir yang kurang
memiliki keimanan hakiki terhadap keberadaan Allah.
Bahkan
anak-anak di sekolah dasar tahu bahwa Allah-lah, dan bukan "perancangan
cerdas," Yang menciptakan langit, rusa , ikan, kambing, apel, pisang,
anggur, dan jeruk.
Selain Allah, Merujuk ke Siapakah
Ungkapan-Ungkapan Seperti "Perancangan Cerdas"
Dan "Kekuatan Cerdas"?
Dan "Kekuatan Cerdas"?
Mengemukakan
pendapat tentang "perancangan cerdas," sementara mengacuhkan
keberadaan Allah (Dia benar-benar jauh lebih sempurna dari pengertian itu),
sungguh sangat tidak beralasan dan tidak masuk akal.
Setelah
merenung sesaat, siapa pun yang berakal sehat dan berhati nurani akan memahami
bahwa jika kesempurnaan di alam semesta tampak seakan telah dirancang, maka
Pencipta dari kesempurnaan itu tiada lain kecuali Allah.
Dia akan
menyaksikan bahwa seluruh wujud di jagat raya, hidup atau tak hidup, adalah
perwujudan dari kearifan, pengetahuan, kekuatan, dan keahlian mencipta Allah
yang tak terbatas.
Alhasil,
dia akan mengatakan, "Allah ada, Allah menciptakan" dan bukannya
"Terdapat perancangan cerdas," atau "Ada sebuah kekuatan
cerdas."
Seperti
yang kita ketahui, para penyembah berhala di Mekah pra-Islam memberikan
nama-nama Allah untuk patung-patung yang mereka pahat dari batu dan kayu lalu
menjadikannya berhala mereka.
Mereka
berkeyakinan bahwa berhala-berhala ini –yang mereka beri nama al-Lat, Manat dan
al-‘Uzza –telah menciptakan mereka, memenuhi kebutuhan mereka dan memiliki
kekuatan melindungi mereka. Singkatnya, mereka menyekutukan Allah dengan
menyandangkan sifat-sifat-Nya pada berhala-berhala itu.
Mirip
dengan hal tersebut, saat ini sebagian orang mencoba mengalihkan orang lain
dari beriman kepada Allah dengan menetapkan sifat-sifat mulia-Nya pada
pengertian-pengertian umum yang tidak nyata seperti "perancangan cerdas"
dan "kekuatan cerdas". Hal ini pada hakikatnya sama dengan mengambil
berhala bernama Perancangan Cerdas.
Al
Qur'an memberitahu kita hal berikut tentang sikap para penyembah berhala ini:
Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu mengada-adakannya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa
pun untuk (menyembah)nya. Mereka hanya mengikuti dugaan, dan apa yang diingini
oleh keinginannya. Padahal sungguh, telah datang petunjuk dari Tuhan mereka.
(QS. An Najm, 53:23)
Para
Freemason, dengan pola pikir yang sama, menegaskan dalam tulisan mereka bahwa
suatu "kekuatan mutlak" atau "sebuah kesadaran" mengatur
alam semesta, tapi apa yang mereka rujuk sama sekali bukanlah Allah (Mahasuci
Allah).
Jelas
sekali, para penganut "perancangan cerdas" menggunakan pola pikir
yang tepat sama dengan yang ada pada pernyataan-pernyataan Masonik.
Allah Tidak Butuh Membuat Sebuah Rancangan
Untuk Mencipta
Mesti
dipahami bahwa Allah, Penguasa langit dan Bumi, tidak butuh membuat rancangan
untuk mencipta. Allah jauh dari seluruh ketidaksempurnaan semacam itu.
Kesempurnaan
dalam ciptaan Allah mungkin dapat diungkapkan dalam istilah seperti
"sebuah kesempurnaan yang seakan telah dirancang," tapi sampai di
situ saja.
Cukup
bagi Allah berkata "Jadilah!" agar benda atau peristiwa apa pun
terjadi sebagaimana Dia kehendaki.
Dalam
ayat-ayat hal tersebut dinyatakan bahwa:
Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" maka jadilah sesuatu
itu. (QS. Yaasiin, 36:82)
(Allah) Pencipta langit dan bumi. Apabila Dia
hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!"
maka jadilah sesuatu itu. (QS. 2:117)
Pernyataan-Pernyataan "Perancangan
Cerdas" Dapat Membahayakan Orang-Orang
Yang Memiliki Kecenderungan Tulus kepada Agama
Yang Memiliki Kecenderungan Tulus kepada Agama
Saat
ini, di abad ke-21, seluruh dunia secara cepat tengah meninggalkan pandangan
material dan ateis.
Hari
demi hari, semakin dipahami bahwa teori evolusi tidaklah ilmiah, tidak masuk
akal, dan tidak absah; dan ada sebuah kecenderungan ke arah keimanan yang tulus
kepada Allah.
Salah
satu dari contoh-contoh paling jelas adalah Anthony Flew, ilmuwan terkenal yang
membaktikan seluruh hidupnya untuk mendukung ateisme. Dalam sebuah wawancara
beberapa bulan yang lalu. Flew mengumumkan bahwa dia telah meninggalkan ateisme
dan sekarang percaya kepada Allah.
Dengan
cara serupa, banyak ilmuwan, seniman, dan politikus juga telah menyatakan
ketertarikan dan keingintahuan mereka tentang Al Qur'an.
Dengan
demikian, tentunya istilah seperti "perancangan cerdas," yang jauh
dari ketulusan dan kesadaran tentang Islam, dapat memiliki pengaruh yang tidak
baik terhadap orang-orang berkecenderungan tulus untuk beriman. Pernyataan
tertutup dan tidak jelas semacam ini dapat mengarahkan mereka yang
berkecenderungan agamis untuk terperosok ke dalam keraguan dan ketidaktetapan
dalam berpendirian, kebingungan dan kekacauan jiwa.
"Perancangan Cerdas" Adalah Sebuah
Tipu Daya Setan Lainnya
Dalam
menolak sebuah pernyataan keliru seperti evolusi, seseorang haruslah sangat
berhati-hati untuk tidak masuk perangkap setan lainnya. Salah satu tujuan utama
setan adalah mencegah pengakuan terhadap Allah dengan cara apa pun yang
mungkin, dan menjadikan manusia acuh dari mengingat-Nya.
Ada
orang-orang yang belum mampu ditipu oleh setan melalui pemikiran evolusi. Tapi
jika dia dapat mengalihkan mereka ke arah yang lain, seperti "perancangan
cerdas" dia akan mencapai tujuannya lagi, dalam memalingkan manusia dari
mengingat Allah.
Cara
bagaimana setan berhasil tampil dengan mengatasnamakan kebenaran dan
menyebabkan manusia menyimpang dengan cara menghalangi kebenaran diungkap dalam
Al Qur'an:
(Iblis) menjawab, "Karena Engkau telah
menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang
lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang,
dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan
mereka bersyukur." (QS. Al A'raaf, 7:16-17)
Sepatutnya
diketahui bahwa meruntuhkan teori evolusi dan menyingkap pola pikir
"kebetulan" sebagai tidak absah, keduanya menunjukkan keberadaan
Allah, Pencipta segala sesuatu, dan bukan "perancangan cerdas."
Untuk
mengatakan, "Jika evolusi tidak ada, maka terdapat perancangan
cerdas" tidaklah lebih dari mengambil berhala palsu lainnya untuk
menggantikan evolusi.
Yang Patut Bagi Seorang Muslim Adalah Mengikuti
Jalan Para Nabi dan Rasul
Sebagaimana Yang Tertulis di dalam Al Qur'an
Sebagaimana Yang Tertulis di dalam Al Qur'an
Muslim
tidak diwajibkan mengikuti ilmuwan ini atau gerakan ilmiah itu, melainkan para
nabi dan rasul yang disebut Al Qur'an sebagai suri teladan, dan mengikuti
contoh orang-orang yang diberkahi ini.
Ketika
menyampaikan risalah mereka, para nabi di sepanjang zaman menggunakan cara
berbicara yang sangat terang, jelas, dan mudah dipahami. Semuanya menyampaikan
pesan mereka dengan benar-benar jelas tentang keberadaan dan keesaan Allah,
bahwa tiada Tuhan kecuali Allah, dan bahwa Dia menciptakan segala sesuatu; dan
mereka menyeru manusia agar menyembah Allah saja. Ketika mendakwahkan pesan
tersebut, tak seorang pun dari mereka yang berhenti menyebut berulang kali nama
Allah secara berani dan terbuka.
Sejumlah
ayat yang menjelaskan sifat-sifat para nabi ini adalah sebagaimana berikut:
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu
dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, (karena) tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa
(kepada-Nya)?" (QS. Al Mu'minuun, 23:23)
Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika dia berkata
kepada kaumnya, "Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian
itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al Ankabuut, 29:16)
[Yusuf berkata:] Wahai kedua penghuni penjara!
Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu atau Allah Yang Maha
Esa, Mahaperkasa? Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu
buat-buat, baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak
menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu
hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain
Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS.
Yusuf, 12:39-40)
Ketika saudara mereka Lut berkata kepada
mereka, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Sungguh, aku ini seorang rasul
kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah
kepadaku. (QS. Asy Syu'araa', 26:161-163)
Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus)
Syu'aib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah
Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia ..." (QS. Al A'raaf,
7:85)
[Isa berkata:] Sungguh, Allah, Dia Tuhanku dan
Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus." (QS. Az
Zukhruf, 43:64)
Sebagaimana
telah kita ketahui, tak seorang nabi pun yang disebut dalam Al Qur'an
menyampaikan isyarat tentang pengertian seperti "perancang cerdas".
Masing-masing dari mereka secara jelas menyatakan perintah Allah dengan
menyebut nama-Nya Yang Agung.
Adalah
wajib atas semua Muslim yang mengikuti jalan Al Qur'an dan Nabi tercinta kita
Muhammad (saw) untuk menjadikan para nabi sebagai petunjuk, dan nilai-nilai
akhlaq mulia, sikap teladan, serta cara bertutur mereka sebagai panutan.
Sumber: info@harunyahya.com
0 komentar:
Posting Komentar
thank you for your comment (شكرا)